Kanker Anak masih menjadi masalah kesehatan yang kompleks di berbagai negara di dunia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sekitar 300.000 anak berusia 0-19 tahun terdiagnosis kanker setiap tahunnya. Akan tetapi, tidak semua dari mereka mendapatkan pengobatan yang efektif.

Indonesia termasuk negara yang memiliki kendala dalam menangani kanker pada anak. Beberapa di antaranya adalah diagnosa yang keliru dan tertunda, kurangnya akses pada fasilitas kesehatan, dan pengabaian terhadap rangkaian pengobatan medis.

Deteksi dini sangat penting agar penyakit tidak berkembang lebih berat dan berbahaya. Semakin cepat mendeteksi keberadaan kanker, semakin besar peluang keberhasilan dalam penanganannya.

Peran orangtua dalam deteksi dini kanker pada anak

Faktor risiko dan penyebab kanker pada anak masih belum diketahui secara pasti. Sebagian kecil dikaitkan dengan kelainan genetik keturunan, faktor kimia, dan radiasi.

Kesulitan lainnya, yakni kanker pada anak sampai saat ini belum bisa dicegah. Karena itu deteksi dini menjadi kunci penting untuk menghindari keterlambatan dalam penanganan.

Ketika keberadaan kanker dideteksi sejak masih stadium awal, kanker pada anak cenderung merespons pengobatan dengan lebih efektif. Hal ini memberikan kemungkinan keberhasilan pengobatan yang semakin besar, rasa sakit yang lebih sedikit, waktu pengobatan yang singkat, dan biaya pengobatan yang lebih murah.

Gejala awal kanker pada anak termasuk sulit untuk dikenali karena anak belum bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan. Belum lagi anak memang sering memiliki memar atau benjol saat bermain. Padahal, itu sering kali menjadi gejala awal kemunculan kanker.

Oleh karena itu, orangtua berperan penting dalam melihat tanda-tanda tidak biasa yang terjadi pada anak.

Jenis kanker pada anak dan kemungkinan gejala yang timbul

  1. Leukemia

Deteksi KankerLeukemia adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Sel darah abnormal ini terbentuk di sumsum tulang belakang, menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, dan menghancurkan sel darah normal.

Akibatnya, anak yang mengidap leukemia kemungkinan tidak memiliki cukup sel darah merah normal, sel darah putih, dan trombosit.

Gejala khas leukemia pada anak adalah kekurangan sel darah merah (anemia). Karena berkurangnya fungsi sel darah merah membawa oksigen ke semua sel dalam tubuh, tubuh akan mengalami kelelahan, kulit pucat, mudah mimisan dan memar, sesak, serta batuk.

  1. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker mata yang menyerang bagian retina, yakni lapisan dalam pada mata. Penyakit ini menyebabkan tumor ganas yang menyerang retina mata, baik salah satu ataupun keduanya.

Kanker ini bisa menyerang semua usia, tapi mayoritas kasus retinoblastoma terjadi pada anak usia di bawah 4 tahun.

Tanda awal retinoblastoma yang paling khas adalah adanya bercak putih pada bagian pupil mata. Dalam cahaya terang, pupil akan terlihat keperakan atau kuning seperti mata kucing.

Gejala lainnya adalah mata juling, mata bengkak (salah satu mata lebih besar), iris mata berwarna keruh atau berubah warna, juga penglihatan memburuk.

  1. Neuroblastoma

Neuroblastoma adalah tumor padat tumbuh pada jaringan saraf bayi dan anak-anak. Sel-sel tidak normal tersebut tidak jarang tumbuh sebelum bayi dilahirkan dan kemudian berkembang menjadi tumor yang tidak terdeteksi.

Neuroblastoma gejalanya sangat umum seperti mudah marah dan lelah, demam, serta tidak nafsu makan. Pada kebanyakan kasus, neuroblastoma sering ditemukan pada anak kecil yang memiliki benjolan di perut atau bengkak kebiruan. Benjolan tersebut juga bisa timbul di leher dan dada.

Gejala neuroblastoma sangat bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi, dan penyebaran tumornya. Misalnya, tumor yang tumbuh di perut akan membuat anak susah makan dan sesak nafas.

  1. Osteosarkoma

Osteosarkoma adalah kanker pada tulang. Kanker ini merupakan jenis kanker yang sering menyerang anak remaja.

Gejala umumnya adalah nyeri pada tulang, biasanya sekitar lutut dan lengan bagian atas. Pada awalnya, rasa sakit mungkin tidak sering terjadi. Namun, lama-kelamaan akan terjadi secara terus menerus. Sakitnya akan lebih terasa pada malam hari.

Tingkat rasa sakit akan meningkat seiring dengan aktivitas yang dilakukan setiap harinya.

Gejala umum lainnya yakni terjadi pembengkakan atau benjolan yang biasanya disertai memar di bagian tumbuhnya tumor. Pada anak, gejala ini mungkin akan terlihat seperti benjol dan memar akibat terjatuh. Akan tetapi, jika gejala tersebut tidak kunjung hilang dalam beberapa pekan, segera konsultasikan ke dokter.

  1. Lymphoma/Limfoma

Limfoma adalah jenis kanker yang berkembang pada sel darah putih bernama limfosit. Limfosit merupakan bagian dari sel darah putih  yang berperan besar dalam melindungi tubuh Anda dari infeksi atau penyakit.

Ketika seseorang terkena kanker ini, limfosit mulai tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali. Limfoma merupakan jenis kanker paling umum yang menyerang anak usia 0-14 tahun.

Gejala umum yang terjadi yakni pembengkakan kelenjar getah bening tanpa disertai rasa nyeri. Kelenjar getah bening berada di leher, ketiak, dan pangkal paha.

Gejala lainnya antara lain sesak napas, tersumbatnya saluran pencernaan, demam, berkeringat saat malam hari, lemah dan lesu, nafsu makan berkurang, serta penurunan berat badan.

  1. Wilms tumor (nephroblastoma/nefroblastoma)

Tumor Wilms adalah kanker ginjal langka yang menyerang salah satu atau kedua ginjal pada anak. Kanker ini umumnya menyerang anak usia 3-4 tahun, dan sangat jarang ditemukan di atas usia 5 tahun.

Gejala nefroblastoma antara lain pembengkakan pada perut dekat ginjal disertai demam, mual, dan hilangnya nafsu makan.

Gejala umum pada kanker memang mirip dengan gejala pada penyakit lain yang lebih ringan. Jika Anda melihat tanda dan gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter,

Dilansir Hello Sehat, dokter akan bertanya tentang riwayat dan gejala medis anak, dan kemudian akan memeriksa anak Anda. Jika kanker mungkin menyebabkan gejala, dokter mungkin akan merekomendasikan tes lanjutan seperti rontgen atau yang  lainnya.

Selain bagi orangtua, deteksi dini kanker pada anak juga menjadi tantangan bagi dokter dan tenaga medis agar melakukan diagnosis tepat sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan.