Jika hidup itu tentang memilih, dan kau mempunyai kesempatan untuk menjadi penentu, jadilah penebar kebaikan atau tidak sama sekali...
Sebelum mengenal Komunitas Taufan, saya hanya manusia dengan lubang di dada yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berulang yang tak pernah ditemukan jawabannya dari mulut manusia-manusia yang pernah kutanya...
Mereka bilang jadilah diri sendiri, namun ketika aku selangkah mencoba belajar menjadi diriku, beberapa dari mereka mencoba memakai jubah Tuhan dan menghakimi ketidaksempurnaanku...
Aku mencoba berlindung pada lebatnya hutan Sumbawa, belajar dari panasnya Gamalama, atau pasir yang berbisik di sepanjang pantai Lombok...
Aku akui, mereka menenangkan, tapi tak pernah sekalipun memberikan aku sebuah jawaban...
Terima kasih Mbak Nana, atas kebaikannya dan takdir Tuhan yang mempertemukan kita dari IndoRelawan. Terima kasih Ibu Yani atas kesempatan Dan kepercayaannya. Terima kasih Anggi, Fitri, Billy, Sondra, dan relawan-relawan lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Dari kalian yang menjadi jalan aku belajar, untuk lebih banyak memberi dan mengesampingkan diri...
Terima kasih untuk para pejuang cilik yang telah menjadi kata-kata yang lambat laun tersusun menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang hidup. Terima kasih...
Ada kalanya kita menjadi lemah dan kuat sekaligus dalam sebuah kehilangan. Karena terlalu sulit memahami manusia, yang menunjukkan bahagia dengan tawa dan menunjukkan duka dengan tangis, namun keduanya sama-sama meneteskan air mata...
Tetap semangat teman-teman, jangan pernah berhenti menebar kebaikan...
(Majapahit, dalam sebuah perjalanan menuju peraduan)